Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang

Selasa, 28 September 2010

TETAP SEHAT SAAT MENUNAIKAN IBADAH HAJI


Labbaik Allahumma labbaika, Labbaikalaa syarikalaka labbaika, innal hamda wanni’mata laka wal mulka laa syarikalaka

Haji adalah ibadah Istimewa ditinjau dari segi apapun. Perlu banyak persiapan untuk menjalankanya. Selain niat, persiapan biaya, manasik haji serta waktu pelaksanaan yang lama dan jauh di tanah suci. Maka persiapan kesehatan fisik dan mental dari sebelum berangkat serta selama di Tanah suci menjadi salah satu unsur penting kelancaran pelaksanaan Ibadah Haji.

TAHAP PERSIAPAN (di Tanah Air)
Jauh hari sebelum berangkat ke tanah suci, calon haji perlu kesiapan antara lain:
1. Latihan fisik sesuai usia dan kondisi fisik, misalnya: jalan pagi atau sore, senam ringan untuk membiasakan kondisi badan selama di tanah suci.
2. Mengendalikan penyakit yang diderita, dengan rajin kontrol ke dokter, misalnya: Diabetes, Hipertensi, Payah Jantung alternatif lain membiasakan kosumsi herbal.
3. Membawa bekal obat sesuai petunjuk dokter (bagi calon jamaah haji resiko tinggi) atau herbal yang biasa digunakan sehari-hari. (tidak perlu membeli obat yang ditawarkan karena tidak selalu “cocok” dengan masing-masing calon jamaah haji).
4. Makan dan minuman bergizi.
5. Latihan pengendalian diri (shabar). Kesabaran perlu di asah jauh hari karena luapan emosi bisa meledak setiap saat, terutama saat mengalami ketidak nyamanan layanan haji, saat menunggu antrian, dan lain-lain keadaan yang dapat memicu emosi.

PEMELIHARAAN KESEHATAN (Saat Di Tanah Suci)
1. Antisipasi Cuaca, cuaca tanah suci berbeda dengan cuaca tanah air, bila panas panas sekali dan bila dingin juga terasa dingin sekali.

Kesehatan kulit perlu dijaga untuk kenyamanan ibadah karena bagaimana mungkin kita dapat menunaikan ibadah haji dengan baik bila tubuh kita kurang mendukung? Siapkan bekal keperluan kesehatan kulit antara lain:
- Lipglose, berguna untuk menjaga kelembaban kulit bibir sehingga tidak pecah-pecah.
- Sunscreen Gel SPV 30, berguna untuk melindungi kulit dari efek negatif matahari, sehingga kulit tidak gosong dan kering.
- Rich Moisture cream, menjaga kelembaban kulit kaki serta mencegah tumit pecah-pecah.

2. Pola Makan, perlu disadari bahwa cita rasa makanan kita dengan makanan di Arab sangat berbeda. Bagi sebagian orang tidak menjadi masalah dan bagi sebagian yang lain menimbulkan masalah sehingga enggan untuk makan. Berikut kiat-kiatnya:
- Makan dan minum bergizi dalam jumlah yang cukup.
Bagi yang merasa nyaman dengan makanan khas Indonesia, biasaya orang asli Indonesia yang sudah bermukim di Arab menjual sayur bayam,ikan asin,sambal,pecel,rawon,soto, … pokoknya ™ ada semua deh.
- Pada saat cuaca panas sebaiknya banyak minum dan berbekal minuman ketika hendak ke masjid, ziarah, dan lain-lain. Pendeknya, kemanapaun hendak pergi, jamaah haji hendaknya membawa bekal minuman untuk menghindari kekurangan cairan ( dehidrasi )

3. Pola Istirahat, istirahat yang cukup (tidur sesuai kebiasaan seperti saat di tanah air ). Biasakan berhenti ( istirahat ) sejenak apabila dalam pelaksanaan haji atau dalam perjalanan dirasa mulai lelah.

4. Shabar dan syukur, perlu disadari berhaji adalah karunia Allah yang tiada terhingga, bagi umat yang jauh perjalanan ke Baitullah merupakan perjalanan sekali seumur hidup, Oleh karena itu kesempatan berhaji haruslah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
kendalikan diri (shabar) setiap saat dari awal pemeriksaan kedatangan di Arab Saudi, setiap saat dalam antrian, saat menunggu transportasi ke pemondokan, saat hendak mencium Hajar Aswad, saat melempar jumroh, saat pemulangan di debarkasi, saat kembali ke embarkasi, dan kondisi lain yang dapat memicu emosi.Keshabaran Anda akan dicatat Allah sebagai ibadah.
Syukuri kesempatan dengan memperbanyak ibadah semampu kita lakukan. Hindari perjalanan berlebihan yang tidak penting, seperti: belanja di pasar seng dan lain-lain.
Semoga tips singkat ini bermanfaat. Selamat menunaikan ibadah haji, semoga diberikan kelancaran dan menjadi haji mabrur. Amin.

Selasa, 03 Agustus 2010

Larangan Dalam Haji & Umroh


Bagi kebanyakan umat muslim terutama di negeri yang jauh, termasuk di Indonesia, perjalanan ke Baitullah merupakan perjalanan sekali seumur hidup, oleh karena itu kesempatan berhaji haruslah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Larangan-larangan selama berhaji dan Umroh wajib diketahui untuk mencapai kesempurnaan ibadah.


Larangan Dalam Haji & Umroh

1. Melakukan hubungan seksual /yang dapat mengarah pada perbuatan hubungan seksual
2. Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
3. Bertengkar dengan orang lain
4. Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)
5. Memakai wangi-wangian
6. Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki)
7. Melakukan akad nikah
8. Memotong kuku
9. Mencukur atau mencabut rambut
10. Menutupi wajah atau muka.
11. Memakai pakaian yang dicelup yang mempunyai bau harum
12. Membunuh binatang buruan Memakan daging binatang buruan.
Manfaatkan kesempatan istimewa Anda dengan bekal sebaik mungkin, Paket Haji Zahra non parfum dan non alkohol turut mendukung Anda untuk mencapai kesempurnaan kekhusyukan ibadah haji. Kulit senantiasa sehat, bersih, aman serta halal dan thayib. Semoga menjadi haji mabrur.

Syarat-Rukun dan Wajib Menuju Haji Mabrur

Siapa yang tidak ingin mendapat predikat Mabrur? Setiap orang yang menjalankan ibadah haji ke tanah suci menginginkan hajinya diterima, dosanya diampuni dan bertambah baik kualitas ibadah. Apa saja Syarat, rukun dan wajib haji menuju haji mabrur.
Syarat Haji
Untuk menunaikan haji haruslah terpenuhi hal-hal berikut :
1. Islam
2. Balig(Dewasa)
3. Akil (Berakal )
4. Merdeka
5. Istithaah.

Rukun Haji
Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji yang jika tidak dikerjakan maka hajinya tidak syah. Adapun rukun haji adalah sebagai berikut:

1. Ihram, Yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk haji atau umrah di Miqat Makani.
2. Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, zikir dan berdo'a di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
3. Tawaf Ifadloh, Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan sesudah melontar jumrah
Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah.
4. Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali,
dilakukansesudah Tawaf Ifadah.
5. Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut sesudah selesai melaksanakan Sa‘i atau
selesai lempar jumroh Aqabah tanggal 10 Dzulhijjah.
6. Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta tidak ada yang tertinggal.

Wajib Haji
Wajib Haji, Adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah :
1. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram
2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 10 Dulhijjah (perjalanan dari Arafah ke Mina)
3. Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 DZulhijjah
4. Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah)
5. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik (11, 12 dan 13 Dzulhijjah)
6. Tawaf Wada', Yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.
7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram

Kamis, 01 Juli 2010

Kewajiban dan Bekal Haji


Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang harus dilaksankan oleh setiap muslim yang mampu mengerjakan sekali seumur hidup. Mampu secara individu meliputi kesehatan jasmani dan rohani, mampu ekonomi, Selain itu, perlu juga disiapkan uang bekal tambahan, walimatussafar, dana untuk keluarga yang ditinggalkan, kesemuanya itu relative sesuai dengan kemampuan. Namun demikian adanya kemampuan tersebut, belum sempurna bila tidak dibekali dengan ketaqwaan kepada Allah SWT. Watazawwadu fainna khaira zadittaqwa.Bekal taqwa kepada Allah merupakan persyaratan mutlak yang ditentukan Allah agar dapat menjalankan dengan sempurna sehingga mendapat predikat haji yang mabrur dapat disandang oleh calon jemaah yang bersangkutan.Ketaqwaan hanya dapat diraih dengan mendekati Allah dengan cara meningkatkan kwalitas beribadah kepada Allah SWT dan pemahaman terhadap ajaran-Nya. Sehingga syariat Allah tidak hanya terdapat dalam qur’an dan sunnah Rasulullah saja, tetapi nampak dalam kehidupan nyata. Ini semua perlu diperjuangan demi meraih ridha-Nya.Ibadah haji selain merupakan ibadah panggilan Ilahi untuk ditunaikan pada saatnya, ia juga diletakkan pada rukun Islam yang kelima. Tidaklah berlebihan bila di dalam ibadah haji terdapat akumulasi ibadah-ibadah murni sebelumnya diantaranya:

Pertama, pengakuan terhadap Allah adalah Tuhan yang berhak disembah dan Muhammad SAW sebagai panutannya (hakekat syahadat).

Kedua, kesetiaan selalu ingin bersama Allah SWT sumber segala kebaikan, kedamaian, kasih saying, keselamatan, kebahagiaan dan lain sebagainya (hakekat shalat).

Ketiga, kesadaran akan hakekat harta untuk diinfakkan atau disalurkan kepada hamba Allah yang butuh pertolongan (hakekat zakat).

Keempat, kesadaran akan hakekat memelihara keseimbangan jasmani dan ruhani, materi dan immateri, pribadi dan masyarakat (hakekat puasa).

Kelima, kesediaan dan kesiapan niat, jiwa, harta dan nyawa untuk berjuang dan berkorban untuk menyaksikan berbagai macam tanda-tanda kebesaran Allah pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan-Nya dan manusia pilihan-Nya.
Dalam pengamalan ibadah haji amat diperlukan penegasan niat ibadah benar-benar hanya karena Allah, mengingat pengorbanan dan perjuangan yang di kerahkan tidaklah sedikit bila oreintasi salah akan berdampak kepada kwalitas keimanan seseorang untuk mendapatkan haji yang mabrur (setia kepada Allah baik dalam perbuatan, perkataan sehingga terpancar kebaikan darinya kepada orang lain) tidak tercapai oleh orang tersebut. Di samping itu agar niat tidak keluar dari jalan yang diridhai Allah SWT, diperlukan juga larangan atau peraturan yang harus ditinggalkan dan tidak boleh dilanggar. Pelanggaran-pelanggaran terhadap tuntunan akan mendapatkan sangsi, denda atau teguran langsung dari Allah SWT melalui kejadian-kejadian di luar logika manusia.

Minggu, 20 Juni 2010

Menjadi Haji Mabrur


Cita-cita semua orang serta semulia-mulianya haji, adalah mereka yang dapat menggapai predikat mabrur. Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof DR KH Satori Ismail mengungkapkan haji mabrur adalah haji yang diterima Allah SWT, yaitu ibadah haji yang dilaksanakan dengan melengkapi syarat, rukun, dan wajibnya. Selain itu, saat pelaksanaannya, tidak melakukan pelanggaran sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT, di surat Al-baqarah (2) ayat 197, ''Barangsiapa yang berniat melakukan ibadah haji, maka hendaklah tidak rafats, tidak berbuat fasik dan tidak berbantah-bantahan.''

Barangsiapa yang menunaikan haji dengan niat semata-mata karena Allah, tidak berkata kotor dan berbuat fasik, maka ia akan menjadi sosok suci seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya,” (HR Bukhari)

Haji mabrur dijanjikan keutamaan khusus dari Rasulullah SAW: ”Tidak ada haji yang balasannya surga selain haji yang mabrur,” (HR. Bukhari-Muslim)
Haji makbul biasa dicapai melalui penyempurnaan niat, rukun, syarat, dan sunah haji, tetapi haji mabrur membutuhkan waktu untuk menyadarinya. Di samping itu juga membutuhkan watak dan karakter individu yang andal dan konsisten (istiqamah).Apa sesungguhnya haji mabrur itu, bagaimana meraihnya, dan bagaimana mempertahankannya. Dampak positif haji mabrur bukan hanya pada diri yang bersangkutan, tetapi juga di dalam masyarakat luas. Haji mabrur dapat menjadi kader yang andal di dalam menyelesaikan berbagai problem masyarakat dan bangsa kita. Dengan demikian, perwujudan haji mabrur patut diperjuangkan semua pihak

Sabtu, 19 Juni 2010

Beberapa Indikator Haji Mabrur



A. Indikator Saat Ibadah Haji
1. Motivasi atau niat Ibadah Haji Ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
2. Proses pelaksanaan sesuai dengan contoh ibadah Rasulullah saw. dimana syarat, rukun wajib (bahkan sunat) ibadah tersebut terpenuhi.
3. Biaya untuk ibadah tersebut diperoleh dengan cara yang halal.
4. Dampak dari ibadah haji positif bagi pelakunya, yaitu adanya perubahankualitas perilaku ke arah yang lebih baik dan lebih terpuji.


B. Indikator Setelah Ibadah Haji
1. Konsekuen meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT, terutama dosa-dosa besar, seperti syirik, riba, judi, zina, khamr, korupsi, membunuh orang, bunuh diri, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, bid'ah dsb.
2. Gemar melakukan ibadah wajib, sunat dan amal shalih lainnya serta berusaha meninggalkan perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat.
3. Aktif berkiprah dalam memperjuangkan, menda'wahkan Islam dan istiqamah serta sungguh-sungguh dalam melaksanakan amar ma'ruf dengan cara yang ma'ruf, melaksanakan nahi munkar tidak dengan cara munkar.
4. Memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakkal, tasamuh, pemaaf, tawadlu dsb.
5. Malu kepada Allah SWT utk melakukan perbuatan yang dilarang-Nya.
6. Semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam.
7. Bekerja keras dan tekun untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dan dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain.
8. Cepat melakukan taubat apabila terlanjur melakukan kesalahan dan dosa, tidak membiasakan diri proaktif dengan perbuatan dosa, tidak mempertontonkan dosa dan tidak betah dalam setiap aktivitas berdosa.
9. Sungguh-sungguh memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya untuk menolong orang lain dan menegakkan "Izzul Islam wal Muslimin".
Sumber : Buku Petunjuk Ibadah Haji, Umroh dan Ziarah - Oleh : H. Dr. Miftah Farid