Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang

Minggu, 20 Juni 2010

Menjadi Haji Mabrur


Cita-cita semua orang serta semulia-mulianya haji, adalah mereka yang dapat menggapai predikat mabrur. Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof DR KH Satori Ismail mengungkapkan haji mabrur adalah haji yang diterima Allah SWT, yaitu ibadah haji yang dilaksanakan dengan melengkapi syarat, rukun, dan wajibnya. Selain itu, saat pelaksanaannya, tidak melakukan pelanggaran sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT, di surat Al-baqarah (2) ayat 197, ''Barangsiapa yang berniat melakukan ibadah haji, maka hendaklah tidak rafats, tidak berbuat fasik dan tidak berbantah-bantahan.''

Barangsiapa yang menunaikan haji dengan niat semata-mata karena Allah, tidak berkata kotor dan berbuat fasik, maka ia akan menjadi sosok suci seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya,” (HR Bukhari)

Haji mabrur dijanjikan keutamaan khusus dari Rasulullah SAW: ”Tidak ada haji yang balasannya surga selain haji yang mabrur,” (HR. Bukhari-Muslim)
Haji makbul biasa dicapai melalui penyempurnaan niat, rukun, syarat, dan sunah haji, tetapi haji mabrur membutuhkan waktu untuk menyadarinya. Di samping itu juga membutuhkan watak dan karakter individu yang andal dan konsisten (istiqamah).Apa sesungguhnya haji mabrur itu, bagaimana meraihnya, dan bagaimana mempertahankannya. Dampak positif haji mabrur bukan hanya pada diri yang bersangkutan, tetapi juga di dalam masyarakat luas. Haji mabrur dapat menjadi kader yang andal di dalam menyelesaikan berbagai problem masyarakat dan bangsa kita. Dengan demikian, perwujudan haji mabrur patut diperjuangkan semua pihak

Sabtu, 19 Juni 2010

Beberapa Indikator Haji Mabrur



A. Indikator Saat Ibadah Haji
1. Motivasi atau niat Ibadah Haji Ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
2. Proses pelaksanaan sesuai dengan contoh ibadah Rasulullah saw. dimana syarat, rukun wajib (bahkan sunat) ibadah tersebut terpenuhi.
3. Biaya untuk ibadah tersebut diperoleh dengan cara yang halal.
4. Dampak dari ibadah haji positif bagi pelakunya, yaitu adanya perubahankualitas perilaku ke arah yang lebih baik dan lebih terpuji.


B. Indikator Setelah Ibadah Haji
1. Konsekuen meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT, terutama dosa-dosa besar, seperti syirik, riba, judi, zina, khamr, korupsi, membunuh orang, bunuh diri, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, bid'ah dsb.
2. Gemar melakukan ibadah wajib, sunat dan amal shalih lainnya serta berusaha meninggalkan perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat.
3. Aktif berkiprah dalam memperjuangkan, menda'wahkan Islam dan istiqamah serta sungguh-sungguh dalam melaksanakan amar ma'ruf dengan cara yang ma'ruf, melaksanakan nahi munkar tidak dengan cara munkar.
4. Memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakkal, tasamuh, pemaaf, tawadlu dsb.
5. Malu kepada Allah SWT utk melakukan perbuatan yang dilarang-Nya.
6. Semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam.
7. Bekerja keras dan tekun untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dan dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain.
8. Cepat melakukan taubat apabila terlanjur melakukan kesalahan dan dosa, tidak membiasakan diri proaktif dengan perbuatan dosa, tidak mempertontonkan dosa dan tidak betah dalam setiap aktivitas berdosa.
9. Sungguh-sungguh memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya untuk menolong orang lain dan menegakkan "Izzul Islam wal Muslimin".
Sumber : Buku Petunjuk Ibadah Haji, Umroh dan Ziarah - Oleh : H. Dr. Miftah Farid