Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang

Kamis, 01 Juli 2010

Kewajiban dan Bekal Haji


Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang harus dilaksankan oleh setiap muslim yang mampu mengerjakan sekali seumur hidup. Mampu secara individu meliputi kesehatan jasmani dan rohani, mampu ekonomi, Selain itu, perlu juga disiapkan uang bekal tambahan, walimatussafar, dana untuk keluarga yang ditinggalkan, kesemuanya itu relative sesuai dengan kemampuan. Namun demikian adanya kemampuan tersebut, belum sempurna bila tidak dibekali dengan ketaqwaan kepada Allah SWT. Watazawwadu fainna khaira zadittaqwa.Bekal taqwa kepada Allah merupakan persyaratan mutlak yang ditentukan Allah agar dapat menjalankan dengan sempurna sehingga mendapat predikat haji yang mabrur dapat disandang oleh calon jemaah yang bersangkutan.Ketaqwaan hanya dapat diraih dengan mendekati Allah dengan cara meningkatkan kwalitas beribadah kepada Allah SWT dan pemahaman terhadap ajaran-Nya. Sehingga syariat Allah tidak hanya terdapat dalam qur’an dan sunnah Rasulullah saja, tetapi nampak dalam kehidupan nyata. Ini semua perlu diperjuangan demi meraih ridha-Nya.Ibadah haji selain merupakan ibadah panggilan Ilahi untuk ditunaikan pada saatnya, ia juga diletakkan pada rukun Islam yang kelima. Tidaklah berlebihan bila di dalam ibadah haji terdapat akumulasi ibadah-ibadah murni sebelumnya diantaranya:

Pertama, pengakuan terhadap Allah adalah Tuhan yang berhak disembah dan Muhammad SAW sebagai panutannya (hakekat syahadat).

Kedua, kesetiaan selalu ingin bersama Allah SWT sumber segala kebaikan, kedamaian, kasih saying, keselamatan, kebahagiaan dan lain sebagainya (hakekat shalat).

Ketiga, kesadaran akan hakekat harta untuk diinfakkan atau disalurkan kepada hamba Allah yang butuh pertolongan (hakekat zakat).

Keempat, kesadaran akan hakekat memelihara keseimbangan jasmani dan ruhani, materi dan immateri, pribadi dan masyarakat (hakekat puasa).

Kelima, kesediaan dan kesiapan niat, jiwa, harta dan nyawa untuk berjuang dan berkorban untuk menyaksikan berbagai macam tanda-tanda kebesaran Allah pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan-Nya dan manusia pilihan-Nya.
Dalam pengamalan ibadah haji amat diperlukan penegasan niat ibadah benar-benar hanya karena Allah, mengingat pengorbanan dan perjuangan yang di kerahkan tidaklah sedikit bila oreintasi salah akan berdampak kepada kwalitas keimanan seseorang untuk mendapatkan haji yang mabrur (setia kepada Allah baik dalam perbuatan, perkataan sehingga terpancar kebaikan darinya kepada orang lain) tidak tercapai oleh orang tersebut. Di samping itu agar niat tidak keluar dari jalan yang diridhai Allah SWT, diperlukan juga larangan atau peraturan yang harus ditinggalkan dan tidak boleh dilanggar. Pelanggaran-pelanggaran terhadap tuntunan akan mendapatkan sangsi, denda atau teguran langsung dari Allah SWT melalui kejadian-kejadian di luar logika manusia.